watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
nikmatnya memek abg

Aku adalah seorang mahasiswa sebuah
perguruan tinggi di kawasan Depok
jurusan sosial politik. Ayahku seorang
pegawai kecil di Jakarta. Untuk
menghemat biaya transportasi pun
kuputuskan untuk kos saja. Aku tidak
memilih kos di kawasan kos-kosan yang
dekat kampus seperti teman-temanku
yang lain, tapi kupilih di perkampungan
yang jaraknya agak jauh dari kampus.
Tentu dengan alasan biaya yang ringan
dan yang kedua agar aku bisa
bersosialisasi dengan masyarakat sesuai
ilmu yang aku tekuni. Untuk gojak-gajik
ke kampus kugunakan sepeda motor
kreditanku yang aku cicil dari honor yang
kuperoleh kerja sambilan sebagai guru
les bahasa Inggis di pusat kursus.
Sebenarnya rumah yang kutempati amat
jauh dari sebutan kos, Tidak mewah, tapi
tidak juga jelek-jelek amat. Tidak besar
memang tapi dibanding dengan
perumahan cukup lumayanlah. Ku
kontrak rumah ini dengan harga 1,5 juta
setahun dengan satu kama tidur, ruang
tamu, kamar tengah, dapur dan kamar
mandi. Rumah itu tidak di pingir jalan,
agak masuk sedikit, dan di kelilingi kebun
yang agak luas. Rumah yang sederhana
ini sangat ramai teutama malam hari
tempat anak-anak muda berkumpul.
Maklumlah aku ingin menerapkan ilmu
yang aku punya untuk kemajuan
kampung. Aku dipercaya kepala
kampung menjadi ketua karang taruna.
Awalnya banyak tantangan, maklumlah
aku pendatang. Tapi dengan ilmu yang
kumiliki aku bisa mendekati para pemuda
di sana. Bahkan dapat membawa
pemuda di sana yang tadinya arahnya
tidak jelas, sekarang semakin jelas.
Mereka punya kegiatan dan kesibukan
yang posistif.
Kiprahku di organisasi kepemudaan yang
baru enam bulan kujabat, tentu
membawa konsekuensi tersendiri.
Termasuk salah satu digandrungi para
wanita. Maklumlah aku mahasiswa yang
agak jelek-jelak amat. Dari sekian banyak
wanita yang ingin menjadi pacarku,
justru hatiku tertambat pada seorang
gadis berusia 14 tahun dan baru duduk
kelas 2 SMP. Tadinya aku tak menyangka
kalau dia baru kelas 2 SMP, karena dari
sosok tubuhnya yang 162cm dengan
berat badan kira-kira 48kg, dada
berukuran 32B. Aku menyangka dia
siswi SMA kelas 2 berkulit kuning langsat,
rambut hitam lurus sepunggung.
Namanya Fitri. Dia dekat denganku.
Orang mengetahui aku pacarnya.
Padahal aku belum pernah
menyatakanya cinta kepadanya. Tatapi
memang hati selalu ser padanya. Fitri
mempunyai kakak Irfan kelas 2 SMA
anggota karang taruna dan Kurdi yang
bekerja di kawasan industri, ayah
pedagang di Jakarta yang pulang
seminggu sekali. Ibunya ibu rumah
tangga.
Pagi ini senin, seharusnya aku kuliah, tapi
karena semalam ada kegiatan bazaar
danberakhir sampai dini hari. Paginya,
aku terlalu letih. Apalagi Fitri pagi-pai
begini udah datang ke rumah.
“ Mas, bisa ga ajari aku? Ada PR bahasa
inggris ni!” katanya padaku saat kubuka
pintu depan karena diketuknya. Aku
sempat kaget kok tumben-tumbenan dia
datang dan minta diajari mejawab PR-
nya. Terlebih kaget lagi saat kubuka pintu
dia langsung nyelonong ke dalam
rumahku sambil membawa buku dan
menuju ruang tengah tempat aku
belajar, aku nggak enak dengan
masyarakat sekitar rumahku, dengan
keadaan diri baru bangun tidur aku
keluar melihat keadaan di luar. Sepi, tidak
ada orang berarti aman dan tidak
mengahasilkan gunjingan. Lalu aku
masuk kedalam dan mengunci pintu dan
menuju ke kamar mandi. Saat menuju
kamar mandi, Fitri kembali bertanya.
“ Ni lo Mas PR-nya!” mengugahku untuk
melihat seperti apa PR-nya.
“Oh itu, mudah itu Question tag, Non”
kataku menjelaskan.
“ Ehm…!” spontan Fitri menutup hidung,
“Mas bau badannya”
“Iyalah mau mandi kamu panggil” kataku
sambil meninggalkanya menuju kamar
mandi.
Cerita Sex - Biasa aku mandi tak terlalu
lama. Selesai aku keluar menuju ke
kamarku dengan tubuh dibalut handuk.
Dengan langkah cepat menuju kamar
sempat kulihat Fitri yang sedang pusing
mengerjakan PR-nya. Dalam kamar
kubuka lemari pakaian ku. Kupilih celana
dalam putihku dan kukenakan sambil
melepaskan handukku.
“ Mas, ini gima…..?” suara Fitri dari luar
kamar saat dia membuka pintu kamaku
yang tak terkunci.
“ Ah. Mas !” Fitri kaget saat membuka
pintu kamarku melihatku hanya
mengenakan celana dalam saja. Aku
sempat kaget dan bengong ketika Fitri
membalikkan tubuhnya dan menutup
mukanya dengan buku. Entah setan apa
yang tiba-tiba saja masuk ke benakku.
Mendadak penis dalam celana dalamku
bangun saat kulihat tubuh FItri dari
belakang yang bediri kaku di depan pintu
kamarku. Tubuh gadis beusia 14 tahun
itu bak gitar spanyol. Pinggulnya yang
padat berisi terbalut blues terusan biru
muda dengan bawahan berempel
selutut. Kuhampiri dia.
“ Da pa si, Yang?” rayuku sambil
memeluk tubuhnya dari belakang dan
buku yang menutup mukanya dengan
buku bahasa Inggrisnya, kemudian
kuturunkan dan kulihat buku itu.
“Oh soal ini, gampanglah.” kataku sambil
memeluk erat tubuhnya dan melempar
buku PR-nya ke lantai. Kudekap erat
pinggangnya. Kubisikan kata mesra di
telinganya.
“Fit, aku tahu maksudmu datang ke sini,
tapi terus terang aku juga suka padamu”
kataku yang menebak isi hatinya yang
sebenarnya senang kepadaku. Awalnya
aku ga ada rasa padanya. Bukan karena
dia kurang cantik, ga dia sangat cantik.
Tapi bukan itu, karena aku ketua karang
taruna maka aku harus jaga wibawa di
hadapan anak-anak lain baik cewek
maupun cowok. Tapi saat ini rasa
wibawa ga ada artinya berganti hasrat
seksual yang tak terbendung. Penisku
semakin menegang saat tertekan ke
pinggulnya yang bahenol itu.
“Fit, maukah kamu jadi pacar saya?”
tanyaku sambil membalikkan tubuhnya
sehingga kami saling berhadapan. Fitri
tak menjawab hanya terdiam pasrah
saat tubuhnya kupeluk erat. Bahkan
kedua tangan melingkar ke pinggangku.
Dia agaknya sudah lupa dengan rasa
malunya saat melihat tubuhnya yang
hanya becelana dalam saja. Bahkan dia
tak menolak saat bibirnya kukecup. Dia
diam pasrah tak membalas apa pun saat
bibirnya yang segar merekah kulumat
dengan mesrah. Terasa olehku dadanya
menganjal di dadaku dengan degup
yang kecang. Matanya terpejam. Bahkan
tak merasakan sama sekali saat
retseleting blues biru muda yang ada
punggungnya kuturunkan. Dia sudah
dimabuk asmara. Ketika blues terusan itu
turun diujung kakinya di lantai tak
dirasakannya. Hingga kami berciuman
sambil berpelukan hanya mengenakan
pakaian dalam saja. Sambil berdiri
kupeluk erat tubunyayang setengah
telanjang di depan pintu kamarku.
Dengan bibir saling berpanggutan kedua
tanganku merasakan punggung Fitri yan
halus dan putih bersih. Tubuh Fitri yang
hanya mengenakan bra pink dan celana
dalamnyapun berwarna pink dengan
motif bunga tulip beukuran kecil-kecil.
Inilah yang membuatku tak tahan.
Mendadak libido menaik melesat. Hangat
berpelukan dan berciuman seperti ini.
Tangan kiriku meraba punggungnya
yang putih bersih, sementara tangan
kananku meremas-remas pantatnya
yang terbungkus celana dalam pink yang
berkain katun halus itu. Penisku semakin
membengkak, seperti tak tahan berlama-
lama besarang dalam celana dalamku.
Ingin segera dikeluarkan. Akhirnya
kuturun celana dalamku sendiri
sepahaku, sehingga penisku menyembul
menabrak dan melangsak memek Fitri
yang masih terbungkus rapi celana
dalamnya. Uh…. Oh…. Kurasakan
gesekan demi gesekan antara penisku
dengan celana dalamnya membuat
kenikmatan tersendiri. Apalagi bhnya
entah kapan kubuka, telah jatuh ke lantai
dan mulutku dengan buas melumat
habis kedua buah dada Fitri yang
berpentil seukuran kacang tanah. Dalam
keadaan berdiri ini kulakukan. Agak lama
memamng dan tampaknya dengkul Fitri
mulai gemetar tak tahan menopang diri
yang sudah dimabuk nafsu dan akhirnya
kami berdua jatuh ke springbed yang
berada di belakang kami sambil tetap
berpelukan. Dari ujung penisku
tampaknya mulai mengeluarkan cairan.
Benar-benar aku tak tahan. Dan akhirnya
kutarik celana dalam kembang-kebang
itu hingga lepas ke lantai. Ou …. Vagina
gadis berusia empat belas tahun begitu
indah. Putih bersih dan baru ditumbuhi
satu dua rambut hitam. Tidak
banyak ,bisa dihitung dengan jari.
Hingga dengan jelas terlihat garis belahan
memeknya yang dari tadi tersodok-
sodok penisku, namun tak tembus juga
ke dalam. Bahkan sampai kedua pahanya
kulebarkan, tetap juga penis meleset,
kadang ke bawah , kadang meleset
kesamping. Sampai akhinya aku punya
penis tak menahan cairan birahiku.
Penisku meleset ke atas pusar Fitri dan
sperma melesat mengenai mukanya.
Cret .. membasahi perut dan
memeknya. O…. benar-benar tak tahan.
Menyesal benar aku belum bisa
membobol gawang vagina Fitri.
Tubuhkupun lunglai jatuh di atas tubuh
fitri yang telanjang bulat. Kudengar
napas Fitri yang menderu turun naik.
Ada sekitar sepuluh menit aku tak
sanggup berdiri, bahkan sempat tertidur.
Sampai aku sadar Fitri mendoong
tubuhku ke samping. Kemudian bangun
dan mengambil tissue yang di meja
belajarku kemudian melap spermaku
yang menempel di tubuhnya. Di punguti
satu per satu pakaiannya dan di
kenakannya kembali mulai dari bh,
celana dalam dan gaunnya. Kemudian
lari pergi keluar dari rumahku.
“ Fit, tunggu !” teriakku beranjak dari
spingbed. Tapi Fitri tetap lari keluar dan
lenyap dari pintu depan tak mau
mendengarkan kata-kataku apalagi
menjawab. O … benar-benar saya telah
mengecewakannya. Entah kaena aku tak
bias memuaskanya, atau dia kecewa
karena perlakuanku yang tak senonoh
menurutku. Karena tak satu pun suara
keluar dari mulutnya seusai hajat tadi.
Yang jelas dia kecewa. Dan akupun
kecewa belum bisa mendapatkan apa
yang seharusnya kudapat. Dalam
keadaan lemas kuambil celana dalamku
lalu keloyor ke kamar mandi.
Kubersihnya penisku yang basah oleh
spermaku sendiri. Kukenakan celana
dalamku dan beranjak ke dapur. Kubuat
telur mata sapi dan nasi goreng.
Pesetubuhan tadi benar-benar menguras
tenaga ku. Dengan sedikit tenaga kulahap
nasi goreng dan telur goreng itu di ruang
tengah sambil menonton liputan siang.
Maklum waktu sudah menunjukkan
pukul 12 siang. Aku yakin Fitri sudah
pergi ke sekolah. Karena memang dia
sekolah di siang hari hingga pulang pukul
17.00. Sedikit-demi sedikit tenagaku
mulai pulih kembali. Ku ambil kaleng bir
bintang dari kulkas kecilku kteguk bir itu
sedikit demi sedikit hingga tenagaku pun
pulih kembali.
Saat sedang asyik menonton berita,
karena memang nasi gorengku sudah
habis, terasa di telinggaku suara ketukan
pintu dari depan rumahku. Aku beranjak
dari dudukku untuk melihat ke depan.
Ternyata masya Allah diluar dugaan. Fitri
dengan pakaian seragam sekolah putih
biru berdiri tegak di depan pintu.
Memang pintu itu tak terkunci sejak dia
pergi. Dan kini si cantik telah kembali lagi.
Ini pun tak kusia-siakan. Kuhampiri dia
dan kupeluk dia dengan erat seaakan tak
mau pisah lagi seperti kedua orang yang
baru bertemu setelah lama bepisah. Dia
pun membalas dengan dekapan erat.
“Kenapa kamu ga berangkat ke sekolah?”
bisikku basah-basih di telinganya.
“Enggak ah Mas, tanggung udah
terlambat. Mas si gara-garanya!” katanya
pelan. Aku tahu dia rindu dengan
kejadian tadi, hingga tak konsentrasi
untuk belajar di sekolah. Dia berankat
dari rumah izin dengan ibunya untuk ke
sekolah, tapi mendadak di tengah jalan
dia malah berbelok kearah umahku. Aku
sangat bersyukur.
“Lo kok Mas yang disalahkan?” kataku
meledek.
“Iyalah.” Jawabnya mantap
“ Iyalah apa iya dong?” kataku sambil
mengecup pipinya, sedangkan tangan
kananku mengunci piintu depan yang di
belakang tubuh Fitri.
“ Ah ..mas” jawabnya malu. Dan kami
tak menyiakan ini. Mulut kami
berpelukan. Tangan kananku meremas-
remas buah dadanya yang masih
berbaju putih tanpa kaos dalam sepeti
anak sekolah pada umumnya, sehingga
dari luar transparan bhnya terawang dari
luar tubuhnya. Sedangkan tangan kiri
meremas-remas pinggulnya yang
tertutup rok ketat birunya.
“ Buka sepatunya ya?” pintaku dan ia pun
mengangguk. Aku pun jongkok. Kulepas
sepatu ketsnya seta kaos kakinya. Tak
hanya itu dalam keadaan jongkok kutarik
retseleting rok birunya ke bawah hingga
rok itu turun ke lantai. Tampak di depan
mukaku terpampang gundukan memek
Fitri yang berbalut celana dalam
berwarna merah cabe menyala. Waou..
benar-benar mengagumkan. Kutarik
pinggulnya ke depan, hingga memek
berbungkus celana dalam merah
terdorong ke depan mukaku. Kuciumi
celana itu ke atas ke bawah. Kedua
batang pahanya pun tak lepas dari
sapuan lidah dan bibirku. Ke atas
kebawah. Bergantian kanan dan kiri.
Sementara kedua tangan meemas-emas
pinggul yang bercelana merah itu. O..
nikmat menciumi memek terbalut kain
merah itu. Entah mengapa kedua tangan
Fitri mala menarik pundakku ke atas. Aku
pun kembali berdiri dan kembali bercium
sambil tetap kedua tanganku meremas-
remas pinggulnya. Aku tak puas dengan
itu. Kubuka baju putihnya hingga turun
ke bawah. Jelas buah dada yang ranum
itu terbungkut bh putih bersih dengan
renda meah muda bermotif melati di
pinggirnya. Sungguh indah sekali tubuh
mulus Fitri yang setengah telanjang. Kali
ini akulah yang mendapat rejeki
nomplok. Dapat memeluk, mendekap,
membelai, meraba, meremas bahkan
menciumi tubuh halus itu. Lama sekali
kami saling berciuman, membelai
punggung dan meremas pinggulnya.
Tak terasa pantatku menekan ke depan
bergeser kekanan dan ke kiri hingga
terasa oleh penisku yang terbungkus
celana dalamku hangatnya memeknya
Fitri yang masih terbalut celana
dalamnya yang merah merona itu. O….
nikmat sekali ini. Ada sekitar
setengahjam lebih kami bercumbu
dalam keadaan berdiri. Kali ini aku
berjanji tidak akan mengecewakannya
lagi. Karena sampai saat ini belum ada
tanda-tanda penisku akan
menyemburkan kenikmatan, walaupun
ketegang penisku boleh diuji sekuat baja.
Justru yang kurasakan malah Firi yang
mengawang-ngawang di mabuk
asmara. Apalagi saat kubuka kancing bh
yang ada di punggungnya, sehingga bh
yang indah itu terlembar jauh ke lantai.
Dan kali ini buah dada yang indah itu
tampak di depan mataku. Tak kusia-
siakan barang sedikitpun. Mulutku
dengan sigap menyedot pentil buah
dada Fitri yang sebesar kacang tanah
kanan dan kiri. Kusedot, ku gigit-gigit
kecil tetek Fiti yang berukuan 32 B itu.
Bahkan sempat kucupan di belahannya.
“ Ah….Mas” desah Fitri. Tampaknya Fitri
sudah tak tahan ingin segera dilanjutkan
permainan yang lebih nikmat. Kutarik
turun sebatas dengkul celana dalam
merahnya. Lalu dengan kaki kananku
kuinjak celana itu hingga turun ke lantai.
Dan selanjutnya celana dalamku sendiri
yang kuturunkan, hingga tongkat penis
menyembul tegang mengesek-gesek
belahan memek Fitri yang sudah basah.
Namun tetap saja sangat sulit
memasukkan penisku ke liang
vaginanya. Apalagi dalam keadaan bediri.
Ketika kusodok meleset lagi ke bawah
memeknya, kadang meleset ke atas
pusarnya. Maklumlah penisku walaupu
tidak besar sekitar berdiameter 3 cm, tapi
cukup panjang sekitar 22 cm. Cukup
panjang untuk ukuran orang Indonesia.
Kuangkat paha kanannya, hingga
pergelangan kakik kanannya berada di
pundakku. Dengan begini belahan
vaginanya terbuka lebar, sehingga
dengan mudah penisku dengan sedikit
bantuan tanganku mengarahkan penis
tegangku lobangnya dan kudorong
masuk barang 5cm.
“Ah..” desah Fitri kaget.
“ Kenapa sayang? “ tanyaku
“ Sakit Mas!” katanya mengigit bibirnya
sendiri.
“ Ya, ga pa-pa , sebentar juga hilang”
kataku mengibursambil kutekan kembali
penisku ke depan hingga penisku sudah
setengah dalam memeknya. Terasa
hangat di batang penisku. Sambil tetap
memeluk tubuh halusnya. Kucium
bibirnya, berganti ke lehernya. Terasa
oleh tangan kananku tetes darah
perawan Fitri yang hilang dipelukanku,
saat kuraba batang penis sudah amblas
100% dalam liang memek Fitri.
“ Ah!” dia melengguh
“Kenapa, sakit?” tanyaku. Kepalanya
mengeleng. Kukukira masih sakit sedikit.
“Ah.” desahnya. Mulutnya mengangga.
Memang masi terasa sedikit perih, tapi
kini sudah hilang olah kenikmatan yang
tiada tara. Terasa memang basah
seluruh batang penisku di dalam
memeknya oleh cairan yang keluar dari
dinding vaginanya. Walaupun begtu
masi terasa sesak. Kutarik kembali
batang penisku, kudorong lagi ke depan.
Dalam keadaan berdiri dan Fitri
bersandar ke dinding ruang depan aku
mengeluarkan dan memasukan penisku
ke liang memeknya. Pantatku maju dan
mundur berulang, mulanya pelahan-
lahan lama-lama agak cepat.
“ O..Mas” desah Fitri. Kuangkat paha
kirinya ke pinggangku dan kuturun kaki
kananya ke pinggangku sehingga Fitri
sepeti monyet yangkugendong,
sementara penisku masih terasa hangat
dalam memek Fitri. Dalam keadaan
tubuh Fitri kugendong aku berjalan ke
belakang. Setiap kakiku melangkah,
semakin terasa penis menyentuh dinding
vaginanya ke dinding kiri dan kanan. Dan
setiap langkah juga mulutnya
menganggah dan mendesah. “Sst ……!”
Sambil berjalan, Fitri yang kugendong,
kuciumi bibirnya yang merekah.
Berpindah ke lehernya yang jenjang.
Lama aku berjalan mengendong Fitri dari
depan ke belakang, ke depan lagi, ada
barangkali 45 menit. Setiap langkah
menghasilkan kenikmatan yang tiada tara
akibat penis yang menyentuh-nyentuh
dinding vagina. Ini tidak saja dirasakan
olehku tetapi juga dinikmati oleh Fitri.
Benar-benar nikmat karena ini
persetubuhan kami yang petama,
pertama bagiku dan pertama bagi Fitri.
Cerita Dewasa - Kini kami sampai di
ruang tengah. Kuletakan pantat Fitri
duduk di atas meja makan. Dengan
sigap dan lincah pantatku maju mundur
menghujamkan batang penisku ke
dalam liang kenikmatan milik Fitri.
Kupeluk tubuhnya yan mulus. Kulumat
habis buah dadanya yang ranum kanan
dan kiri. Kusapu lehernya yang jenjang
dan bibir dan lidahku. Dan kukecum
mesrah bibirnya yang merah merekah.
Ada dorongan hasrat yang besar dari
dalam diri kami untuk segera ke puncak
asmara. Kuangkat kembali tubuh itu ke
kamar dan kubaringkan di atas spring
bedku. Sambil berpelukan dan
berciuman tubuh kami berguling-guling
ke kanan dan ke kiri dengan tidak
membiarkan lobang itu lepas dari
hujaman batang penisku. Kali ini tubuh
Fitri di atas tubuhku. Dia berusaha belajar
memberi vaiasi lain. Secara naluri
pinggul yang montok itu begerak ke atas
dan ke bawah, tapi sangat lemah.
Mungkin hasrat kenimatan yang
terlampau besar membuat terlalu berat
mengangkat pinggulnya.
“ Coba duduk, Sayang!” pintaku berbisik
ke telinganya, agar dia mau duduk di
atas tubuhku. Dia memang gadis yang
baik. Dia menuruti perintahku, bangun
dan menduduki tubuhku sambil tak
melepaskan batang penisku dari lobang
memeknya yang super hangat dan
nikmat itu. Dari bawah ku lihat wajahnya
yang cantik, matanya yang sayu,
rambutnya yang terurai sepunggung.
“ Angkat pantatnya, Sayang!” perintahku
lembut ke padanya sambil kedua
tanganku meremas-emas buah dadanya
yang kencang dan kenyal itu. Dia
berusaha untuk mengangkat tubuhnya
namun tak kuasa menahan birahinya
sendiri yang besar dan ambruk rebah
lagi di atas tubuhku.
“Enggak bisa, Mas!” desahnya sambil
mengelengkan kepalanya. Kukecup
bibirnya, kudekap erat tubuhnya, dengan
sisa tenaga kubalik tubuh mulus itu. Kini
tubuh itu berada di bawah tubuhku.
Agaknya kami akan segera mencapai
klimaks dalam hubung seks ini. Pantatku
semakin lama semakin cepat
menghunjamkan penis ku ke dalam
memeknya.
“Wau … nikmat sekali “ desahku dalam
hati. Ingin rasanya aku nikmati
sepanjang hari tanpa putus. Tapi mana
mungkin. Ini sudah ada kodratnya.
Sudah ada batasnya. Cuma ada yang
lama ada yang sebentar. Kami telah
melakukan sejak pukul 12.00 siang,
sekarang jam menunjukan pukul 14.00
kurang lima. Cukup untuk tidak
mengecewakan lagi.
Ah… rasanya spermaku akan keluar. Aku
binggung dan ragu. Mau dikeluarkan
diluar memeknya Fitri, agaknya sangat
disayangkan seperti ada kenikmatanyang
teputus. Mau dikeluarkan di dalam
memeknya Fitri, takut Fitri hamil, karena
kami belum menikah dan aku memang
tidak menyiapkan kondom, karena
kejadian ini tidak direncanakan, spontan.
Tapi setelah ini aku akan selalu
menyiapkan kondom di dompet atau di
kamarku. Pasti setelah ini kami akan
selalu ketagihan untuk melakukan lagi,
melakukan lagi, dimanapu dan kapanpun
yang penting ada kesempatan dan
mood. Tentu himbauan pemerintah
untuk menyiapkan dan menggunakan
kondom saat melakukan hubungan seks
tentu sangat bijak. Karena seks
merupakan naluri makhluk hidup.
Semua ingin melakukan, termasuk yang
membuat UU anti pornografi dan porno
aksi. Hanya orang yang munafik yang
pura-pura suci, nggak taunya istrinya
lima, tapi mengaku seperti malaikat yang
ga butuh seks. Orang dimanapun akan
mempertuhankan hasrat birainya dan
berusaha mencari apapun walaupun
untuk merangsang birahinya yang
katanya surge dunia. Sebenarnya yang
dibutuhkan bukanlah pelarangan, karena
tidak adak makhluk hidup pun ga bisa
menyembunyikan itu. Yang diperlukan
adalah pendidikan seks sejak usia dini,
supaya mereka bias menjaga dan
menggunakannya dengan aman.
St… akhirnya kuputuskan untuk
mengeluarkan spermaku di dalam liang
memeknya. Ini kulakukan untuk
memberi pelajaran pertama pada Fitri
begitu nikmatnya melakukan ini. Ingin
memberikan kenangan kenikmatan yang
fowerfull tidak putus. Kalau putus pasti
kecewa. Hamil? Wah untung-untungan.
Karena tadi pagi sperma pertamaku
sudah keluar banyak sebelum berhasil
menebus liang memeknya. Tentu
spermaku yan sekarang belumlah
matang. Karena untuk mematangkan lagi
perlu waktu paling tidak 2 minggu dan
…..oooo… tubuh kami berdekapan eat
dan spermaku ….crottt….cret…. kelua
dalam liang memek Fitri yang cantik.
Sekian.


Adult | GO HOME | Exit
1/28585
U-ON

inc Powered by Xtgem.com